Perkembangan
Ilmu Bahasa
Ilmu bahasa yang dipelajari saat
ini bermula dari penelitian tentang bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM).
Secara garis besar studi tentang bahasa dapat dibedakan antara (1) tata bahasa
tradisional dan (2) linguistik modern.
Tata bahasa Tradisional
Istilah Tradisional dalam ilmu
linguistik sering dipertentangkan dengan istilah struktural, sehingga dalam
pendidikan formalada istilah tata bahas tradisional dan tata bahasa struktural.
Kedua jenis tata bahasa ini banyak dibicarakan orang sebagai dua hal yang dipertentangkan,
sebagai akibat dari pendekatan keduanya
yang tidak sama terhadap hakikat bahasa. Tata bahasa tradisional menganalisis
bahasa berdasarkan filsafat dan semantik; sedangkan tata bahasa struktural
berdasarkan struktur atau ciri-ciri formal yang ada dalam bahasa tertentu.
Dalam kata kerja, misalnya, tata bahasa tradisional mengatakan kata kerja
adalah kata yanag menyatakan tindakan atau kejadian, sedangkan tata bahasa
struktural menyatakan kata kerja adalah kata yang dapat berdistribusi dengan
frase bagaimana terbentuknya tata bahas tradisional yang telah melalui masa
yang sangata panjang akan di bicarakan berikut ini, mulai zaman yunani sampai
menjelang munculnya linguistik modern di sekitar akhir abad 19.
Linguistik zaman yunani
Study bahasa pada zaman yunani
mempunya sejarah yang sangat panjang lebih kurang abad ke 5 S.M. sampai lebih
kurang abad 2 M. jadi lebih kurang 600tahun. Masalah pokok kebahasaan yang
menjadi pertentangan para linguis pada waktu itu adalah 1. Pertentangan antara
fisis dan nomos, dan 2. Pertentangan antara analogi dan anomali. Para filsuf
yunani mempertanyakan, apakah bahas itu bersifat alami(fisis) atau bersifat
konvensi ( nomos). Bersifat alami atau fisis maksudnya adalah bahasa mempunyai
hubungan asal-usul, sumber dalam prinsip-prinsip abadi atau tidak dapat diganti
di luar manusia itu sendiri. Oleh karena itu tidak dapat ditolak. Dalam bidang
smantik, kaum yang menganut paham ini adal kaum naturalis, berpendapat bahwa
setiap kata memiliki hubungan benda yang ditunjukkan. Atu dengan kata lan,
setiap katamemilikimakna secara alami. Misalnya kata-kata onomatope, atau
kata-kata yang terbentuk berdasarkan peniruan bunyi. Sebaliknya kelompok kaum
konvensional berpendapat bahwa bahasa bersifat konvensi. Artinya, makna kata
itu diperoleh dari hasil tradisi atau kebiasaan yang mempunyai kemungkinan bisa
berubah.
Pertentangan analogi dan anomali
menyangkut masalah bahasa itu sesuatu yang teratur atau tidak teratur. Kaum
analogi, antara lain Plato dan Aristoteles, berpendapat bahwa bahasa itu
bersifat teratur. Karena adanya keteraturan itulah orang dapat menyusun tata
bahasa. Sebaliknya, kelompok anomali berpandapat bahwa bahasa itu tidak
teratur. Jika bahasa itu taratur, mengapa bentuk jamak bahasa inggris child
menjadi children bukannya childs; mengapa bentuk past tense dari
write menjadi wrote, dan bukannya writed? Dari keterangan di atas tampak
bahwa kaum anomali sejalan dengan kaum naturalis, dan kaum analogi dengan kaum
konvensional.
Dari studi bahasa pada zaman
Yunani ini kita mengenal nama beberapa kaum atau tokoh yang mempunyai peranan
besar dalam studi bahasa ini, seperti :
Kaum Sophis Kaum ini muncul pada
abad ke-5 SM. Mereka dikenal dalam studi bahasa antara lain, karena;
1.
Mereka melakukan kerja secara
empiris
2.
Mereka melakukan kerja secara
pasti dengan menggunakan ukuran tertentu.
3.
Mereka sangat mementingkan bidang
retroika dalam studi bahasa.
4.
Mereka membedakan tipe kalimat
berdasarkan isi dan makna.
Salah satu tokoh Sophis adalah
Protagoras, mebagi kalimat menjadi kalimat narasi, kalimat tanya, kalimat
jawab, kalimat perintah, kalimat laporan, doa, dan undangan. Tokoh lainnya,
Georgias, membicarakan gaya bahasa seperti yang kita kenal sekarang.
Plato
Plato
Plato berpendapat bahwa bahasa adalah physei atau mirip
realitas; sedangkan Aristoteles mempunyai pendapat sebaliknya yaitu bahwa
bahasa adalah
thesei atau tidak mirip realitas kecuali onomatope dan lambang bunyi (sound symbolism). Pandangan Plato bahwa bahasa mirip dengan realitas atau non-arbitrer diikuti oleh kaum naturalis; pandangan Aristoteles bahwa bahasa tidak mirip dengan realitas atau arbitrer diikuti oleh kaum konvensionalis. Perbedaan pendapat ini juga merambah ke masalah keteraturan (regular) atau ketidakteraturan (irregular) dalam bahasa. Kelompok penganut pendapat adanya keteraturan bahasa adalah kaum analogis yang pandangannya tidak berbeda dengan kaum naturalis; sedangkan kaum anomalis yang berpendapat adanya ketidakteraturan dalam bahasa mewarisi pandangan kaum konvensionalis. Pandangan kaum anomalis mempengaruhi pengikut aliran Stoic. Kaum Stoic lebih tertarik pada masalah asal mula bahasa secara filosofis. Mereka membedakan adanya empat jenis kelas kata, yakni nomina, verba, konjungsi dan artikel. Aristoteles (384-322 SM) Dia adalah salah satu murid Plato. Dalam studi bahasa dia terkenal karena:
thesei atau tidak mirip realitas kecuali onomatope dan lambang bunyi (sound symbolism). Pandangan Plato bahwa bahasa mirip dengan realitas atau non-arbitrer diikuti oleh kaum naturalis; pandangan Aristoteles bahwa bahasa tidak mirip dengan realitas atau arbitrer diikuti oleh kaum konvensionalis. Perbedaan pendapat ini juga merambah ke masalah keteraturan (regular) atau ketidakteraturan (irregular) dalam bahasa. Kelompok penganut pendapat adanya keteraturan bahasa adalah kaum analogis yang pandangannya tidak berbeda dengan kaum naturalis; sedangkan kaum anomalis yang berpendapat adanya ketidakteraturan dalam bahasa mewarisi pandangan kaum konvensionalis. Pandangan kaum anomalis mempengaruhi pengikut aliran Stoic. Kaum Stoic lebih tertarik pada masalah asal mula bahasa secara filosofis. Mereka membedakan adanya empat jenis kelas kata, yakni nomina, verba, konjungsi dan artikel. Aristoteles (384-322 SM) Dia adalah salah satu murid Plato. Dalam studi bahasa dia terkenal karena:
Dia menambahkan satu kelas kata
lagi atas pembagian yang di buat gurunya, Plato, yaitu syndesmoi. Jadi
menurutnya ada kelas kata, yaitu onoma, rhema, dan syndesmoi. Yang dimaksud
dengan syndesmoi adalah kata yang lebih banyak bertugas dalam hubungan
sintaksis. Jadi, syndesmoi itu sama dengan kelas preposisi dan konjugasi yang
kita kenal sekarang.Dia membedakan jenis kelamin kata (gender) menjadi tiga, yaitu,
maskulin feminin, dan neutrum.
Hal yang perlu diketahui adalah
bahwa Aristoteles selalu bertolak dari logika. Dia memberikan pengertian,
definisi, konsep, makna, selalu berdasarkan logika.
Kaum Stoik Kaum ini adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang pada permulaan abad ke- 4. Dalam studi bahasa kaum Stoik terkenal karena:
Kaum Stoik Kaum ini adalah kelompok ahli filsafat yang berkembang pada permulaan abad ke- 4. Dalam studi bahasa kaum Stoik terkenal karena:
1.
Mereka membedakan studi bahasa
secara logika dan studi bahasa secara tata bahasa.
2.
Mereka menciptakan
istilah-istilah khusus untuk studi bahasa.
3.
Mereka membedakan tiga komponen
utama dalam studi bahasa, yaitu(1) tanda, sibol, sign, dan semainon; (2) makna,
apa yang disebut , semainonem, atau lekton; (3) hal-hal diluar bahasa yakni
benda atau situasi.
4.
Mereka membedakan legein, yaitu
bunyi yang merupakan bagian dari fonologi tetapi tidak bermakna, dan properetal,
yaitu ucapan bunyi yang mengandung makna.
5.
Mereka membagi jenis kata menjadi
empat, yaitu kata benda, kata kerja, syndesmoi, dan arthoron, yaitu kata-kata
yang menyatakan jenis kelamin dan jumlah.
6.
Mereka membedakan adanya kata
kerja komplet dan kata kerja tak komplet, serta kata kerja aktif dan pasif. Dari uraian di atas tampak bahwa yang telah dihasilkan
oleh kaum Stoik lebih jauh daripada yang dihasilkan oleh atau pada masa
Aristoteles.
Kaum Alexandrian
Kaum ini menganut paham analogi
dalam studi bahasa. Oleh karena itulah dari mereka kita mewarisi sebuah buku
tata bahasa yang disebut Tata Bahasa Dionysius Thax. Buku ini lahir lebih kurang
tahun 100 SM dan diterjemahkan kedqalam bahasa latin oleh Remmius Palaemon pada
permulaan abad pertama masehi dengan judul Ars Grammatika.
Buku inulah yang kemudian dijadikan model dalam penyusunan buku tata bahasa
Eropa lainnya. Sejaman dengan sarjana-
sarjana Yunani di atas, di India pada tahun 400 SM. Panini, seorang sarjana hindu,
telah menyusun kurang lebih 4000 pemerian tentang struktur bahasa sansekerta
dengan prinsip-prinsip dan gagasan yang masih dipakai dalam linguistik modern.
Leonard Bloomfield (1887-1949), seorang tokoh linguis struktural Amerika,
menyebut Panini sebagai one of the greatest monuments of human intelligence
karena buku tata bahasa Panini, yaitu Astdhyasi
merupakan deskripsi lengkap dari bahasa sansekerta yang pertama kali ada.
Varro dan De Lingua Latina
Varro adalah tokoh pada zaman
Romawi kuno. Karyanya adalah De Lingua Latina dan Priscia dengan karyanya
Institutiones Grammaticae. Dalam bukunya De Lingua, Varro masih juga
memperdebatkan masalah anomali dan analogi seperti zaman Stoik di Yunani. Buku
ini di bagi dalam bidang-bidang etimologi, morfologi, dan sintaksis. Apa yang
dibicarakan dalam bukunya itu mengenai bidang-bidang tersebut dibicarakan
secara sangat singkat.
Etimologi, adalah cabang ilmu
linguistik yang menyelidiki asal usul kata beserta artinya. Dalam bidang ini
Varro mencatat adanya perubahan bunyi yang terjadi dari zaman ke zaman, dan
perubahan makna kata. Kelemahan Varro dalam bidang ini adalah dia menganggap
kata-kata Latin dan Yunani yang berbentuk sama adalah pinjaman langsung.
Padahal banyak dari kata Latin dan Yunaniyang harus direkonstruksikan kembali
kepada satu bahasa purba atau bahasa proto yang lebih tua. Morfologi, adalah
cabang linguistik yang mempelajari kata dan kata dan pembentukannya. Menurut
Varro, kata adalah bagian dari ucapan yang tidak dapat dipisahkan lagi,dan merupakan
bentuk minimum. Menurut Varro, dalam bahasa latin ada kata-kata yang terjadi
decara analogi, dan ada juga yang terjadi secara anomali. Sintaksis, bidang
inimembicarakan hal yang disebut oratio, yaitu tata susun kata yang berselaras
dan menunjukan kalimat itu selesai Dalam menyusun kata-kata varro membagi kelas
kata dalam empat bagian, yaitu :
·
Kata benda termasuk kata sifat,
yakni kata yang berinfleksi kasus
·
Kata kerja, yaknikata yang
membuat pernyataan, yang berinfleksi รข€tense
·
Partisipel yakni kata yang
menghubungkan (dalam sintaksis kata benda dan kata keja), kata yang berinfleksi
kasus dan tense
·
Adverbium yakni kata yang mendukung (anggota
bawahan dari kata kerja), yang tidak berinfleksi.
Kategori kata dibedakan atas
tense, time dan aspect serta aktif dan pasif, perhatikan bagan berikut
time
past present Futurn, aktif Aspek, Tak komplet komplet, Discembam, Didiceram, Disco,
Didici, Discam, Didicero, pasif Tak komplet, komplet, Amabar, Amatuseram, Amor,
amatussum, Amabor, Amatuser.
Zaman Pertengahan
Studi bahasa pada zaman ini di
Eropa mendapat perhatian penuh, terutama oleh para filsuf skolastik, dan bahasa
latin menjadi lingua franca, karena dipakai sebagai bahasa gereja, bahasa
diplomasi, dan bahasa ilmu pengetahuan. Yang patut dibicarakan dalam studi
bahasa pada zaman ini antara lain adalah peranan Kaum Modistae, Tata Bahasa
Skulativa, dan Petrus Hispamus.
a. Kaum Modistae masih
membicarakan pertentengan antara fisis dan nomos, analogi dan anomali. Kaum ini
menerima konsep analogi karena menurut merekabahasa itu bersifat reguler dan
universal. Mereka juga memperhatikan aspek semantiksebagai dasar penyebutan
definisi-definisi bentuk bahasa, mereka juga mencari sumber makna. Maka,
berkembanglah bidang etimologi pada zaman ini.
b. Tata Bahasa SpekulativaI,
merupakan hasil integrasi deskripsi gramatikal bahasa latin kedalam filsafat
skolastik. Menurut Tata Bahasa Spekulativa, kata tidak secara langsung mewakili
alam dari segala benda yang ditunjuk. Kata hanya mewakili hal adanya benda itu
dalam pelbagai cara, modus, substansi, aksi, kualitas
c. Petrus Hispanus. Beliau pernah
menjadi Paus pada tahun 1276-1277, dengan gelar Paus Johannes XXI.
Bukunya berjudul Summulae Logicales. Peranannya dalam bidang linguistik adalah:
1. Dia telah memasukan psikologi
dalam analisis makna bahasa. Dia juga membedakan antara signifikasi utama dan
konsignifikasi, yaitu pembedaan pengertian yang dikandung pada bentuk akar dan
pengertian yang dikandung oleh imbuhan.
2. Dia telah membedakan nomen
atas dua macam, yaitu nomen Substantivum dan Adjectivum
3. Dia juga telah membedakan
Partes Orationes atas categorematic dan Syntategorematic. Categorematic adalah
semua bentuk yang dapat menjadi subjek atau predikat. Sedangkan
Syntategorematic adalah semua bentuk tutur lainnya.
Linguistik Strukturalis
Jika linguistik tradisional
selalu menerapkan pola-pola tata bahasa Yunani dan latin dalam mendeskripsikan
suatu bahasa, maka linguistik strukturalis tidak demikian. Linguistik
struturalis berusaha mendeskripsikan suatu bahasa berdasarkan ciri atau sifat
khas yang dimiliki bahasa itu. Pandangan ini adalah sebagai akibat dari
konsep-konsep atau pandangan-pandangan baru terhadap bahasa dan studi bahasa
yang dikemukakan oleh Bapak Linguistik Modern, Ferdinand de Saussure. Ferdinand
de Saussure Ferdinand de Saussure (1857-1913) dianggap sebagai Bapak Linguistik
Modern berdasarkan pandangan yang dimuat dalam bukunya Course de Linguistique
Generale. Pandangan yang dimuat dalam buku tersebut mengenai konsep (1) telaah
sinkronik dan diakronik, (2) perbadaan parole dan langue (3) perbedaan
signifiant dan signifie, (4) hubungan sintagmatik dan paragdimatik, banyak
berpengaruh dalam perkembangan linguistik di kemudian hari Aliran Glosemantik Aliran
inilahir di Denmark. Tokohnya antara lain adalah, Loise Hjemslev (1899-1965),
yang meneruskan ajaran Ferdinad de Saussure. Namanya menjadi terkenal karena
usahanyauntuk membuat ilmu bahasa menjadi ilmu yang berdiri sendiri, bebas dari
ilmu lain, dengan peralatan, metodologis, dan terminologis sendiri. Sejalan
dengan pendapat de Saussure, Hjemslev menganggap bahasa itu mengandung dua
segi, yaitu segi ekspresi dan segi isi.
Masing-masing segi mengandung forma dan substansi, sehingga diperoleh forma
ekspresi, substansi ekspresi, forma isi dan substansi isi. Pembedaan forma dari
substansi berlaku untuk semua hal yang ditelaah secara ilmiah. Sedangkan
pembedaan ekspresi dari isi hanya berlaku sebagai telaah bahasa saja.
Aliran Firthian
John R. Firth (1890-1960) guru
besar pada Universitas London sangat terkenal karena teorinya mengenai fonologi
prosodi. Karena itulah, aliran yang dikembangkannya ini disebut Aliran Prosodi.
Fonologi Prosodi adalah suatu cara untuk menentukan arti pada tataran fonetis.
Fonologi Prosodi terdiri dari stuan-satuan fonematis dan satuan prosodi. Satuan
fonematis berupa unsur-unsur segmental, yaitu konsonan dan vocal, sedangkan
satuan prosodi berupa ciri atau sifat struktur yang lebih panjang daripada
suatu segmen tunggal. Ada tiga macam Prosodi, yaitu; (1) Prosodi yang
menyangkut gabungan fonem: struktur kata, struktur suku kata, gabungan
konsonan, dan gabungan vocal. (2) prosodi yang terbentuk oleh sendi atau jeda;
(3) prosodi yang realisasi fonetisnya melampaui satuan yang lebih besardaripada
fonem suprasegmental. Firth berpandapat bahwa, telaah bahasa harus
memperhatikan komponen sosiologis. Tiap tutur kata harus dikaji dalam konteks
situasinya, yaitu orang-orang yang berperan dalam masyarakat, kata-kata yang
mereka ungkapkan, dan hal-hal lain yang berhubungan.
Linguistik Sistemik
Nama aliran linguistik sistemik
tidak dapat dilepaskandari nama M.A.K Halliday, yaitu salah seorang murid Firth
yang mengembangkan teori Firth mengenai bahasa, khususnya yang berkaitan dengan
segi kemasyarakatan bahasa. Sebagai enerus Firth, maka teori yang dikembangkan
oleh Halliday dikenal dengan Neo-Firthian Linguistic atau Scale Category
Linguistic. Pandangan beliau tentang systemic linguistics(SL) adalah :
Pertama, SL memberikan perhatian
penuh pada segi kemasyarakatan bahasa, terutama mengenai fungsi kemasyarakatan
bahasa dan bagaimana fungsi kemasyarakatan itu terlaksana dalam bahasa.
Kedua, SL memandang bahasa
sebagai pelakasana. SL mengakui pentingnya perbedaan langue dari parole(seperti
yang dikemukakan Ferdinand de Saussure). Parole merupakan perilaku kebahasaan
yang sebenarnya, sedangkan langue adalah jajaran pikiran yang dapat dipilih
oleh seorang penutur bahasa.
Ketiga, SL lebih mengutamakan
pemerian ciri-ciri bahasa tertentu beserta variasi-variasinya, tidak atau
kurang tertarik pada semestaan bahasa.
Keempat, SL mengenal adanya
gradasi atau kontinum. Batas butir-butir bahasa seringkali tidak jelas.
Misalnya saja bentuk yang gramatika dan yang tidak gramatikal. Leonard
Bloomfield dan Strukturalis America Nama Bloomfield (1877-1949) jadi sangat
terkenal karena bukunya yang berjudul Language, terbit pertama kali tahun 1933,
selalu dikaitkan dengan aliran struktural Amerika. Istilah struktural
sebenarnya dapat dikenakan kepada semua aliran linguistik, sebab semua aliran
linguistik pasti berusaha menjelaskan seluk beluk bahasa berdasarkan
strukturnya.
Ada beberapa faktor yang
menyebabkan berkembangnya aliran ini, salah satunya adalah; pada masa itu para
ahli linguistik di Amerika menghadapi masalah yang sama, yaitu banyak sekali bahasa
Indian di Amerika yang belum diperikan. Faktor lain adalah, karena Bloomfield
bersikap menolak mentalistik sejalan dengan iklim filsafat yang berkembang pada
masa itu di Amerika yaitu filsafat behaviorisme. Satu hal yang menarik dan
merupakan ciri aliran struturalis Amerika ini adalah cara kerja mereka yang
sangat menekankan pentingnya data yang objektif untuk memerikan suatu bahasa,
dan pendekatannya bersifat Empirik.Aliran Bloomfield disebut aliran Taksonomi,
karena bermula dari gagasan Bloomfield sendiri. Disebut aliran Taksonomi karena
aliran ini menganalisis kalimat.
Tata bahasa Transformasi Dapat
dikatakan tata bahasa transformasi lahir dengan terbitnya buku Noam Chomsky
yang berjudul Syntatic Struture pada tahun 1957, yang kemudian dikembangkan karena
adanya kritik dan saran dari berbagai pihak. Nama yang dikembangkan untuk model
tata bahasa yang dikembangkan olek Chomsky adalah Transformational Generative
Grammar. Menurut Chomsky salah satu tujuan dari penelitian bahasa adalah untuk
menyusun tata bahasa dari bahasa tersebut. Bahasa dapat dianggap sebagai
kumpulan kalimat yang terdiri dari deretan bunyi yang mempunyai makna. Maka,
tugas tata bahasa haruslah dapat menggambarkan hubungan bunyi dan arti dalam
bentuk kaidah-kaidah yangtepat dan jelas. Menurut Chomsky, adalah merupakan
teori dari bahasa itu sendiri dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat,
yaitu :
Pertama, kalimat yang dihasilkan
oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut, sebagai
kalimat yang wajar dan tidak dibuat-buat.
Kedua, tata bahasa tersebut harus
berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau istilah yang digunakan tidak
berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semuanya ini harus sejajar
dengan teori lingustik itu sendiri. Sejalan dengan konsep langue dan parole
dari de Saussure, maka Chomsky membedakan adanya kemampuan (competence) dan
perbuatan bahasa (performance). Kemampuan adalah pengetahuan yang dimiliki
pemakai bahasa mengenai bahasanya sedangkan perbuatan berbahasa adalah pemakaian
bahasa itu sendiri dalam keadaan yang sebenarnya.
Linguistik Modern Linguistik Abad
19
Pada abad 19 bahasa Latin sudah
tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari, maupun dalam pemerintahan
atau pendidikan.
objek penelitian adalah bahasa-bahasa yang dianggap mempunyai
hubungan kekerabatan atau berasal dari satu induk bahasa. Bahasa-bahasa
dikelompokkan ke dalam keluarga bahasa atas dasar kemiripan fonologis dan
morfologis.
Dengan
demikian dapat diperkirakan apakah bahasa-bahasa tertentu berasal dari bahasa
moyang yang sama atau berasal dari bahasa proto yang sama sehingga secara
genetis terdapat hubungan kekerabatan di antaranya. Bahasa-bahasa Roman,
misalnya secara genetis dapat ditelusuri berasal dari bahasa Latin yang
menurunkan bahasa Perancis, Spanyol, dan Italia. Untuk mengetahui hubungan
genetis di antara bahasa-bahasa dilakukan metode komparatif. Antara tahun
1820-1870 para ahli linguistik berhasil membangun hubungan sistematis di antara
bahasa-bahasa Roman berdasarkan struktur fonologis dan morfologisnya. Pada
tahun 1870 itu para ahli bahasa dari kelompok Junggramatiker atau Neogrammarian
berhasil menemukan cara untuk mengetahui hubungan kekerabatan antarbahasa berdasarkan
metode komparatif. Beberapa rumpun bahasa yang berhasil direkonstruksikan
sampai dewasa ini antara lain:
Rumpun
Indo-Eropa: bahasa Jerman, Indo-Iran, Armenia, Baltik, Slavis, Roman, Keltik,
Gaulis. Rumpun Semito-Hamit: bahasa Arab, Ibrani, Etiopia. Rumpun Chari-Nil;
bahasa Bantu, Khoisan.
Rumpun
Dravida: bahasa Telugu, Tamil, Kanari, Malayalam.
Rumpun
Austronesia atau Melayu-Polinesia: bahasa Melayu, Melanesia, Polinesia.
Rumpun
Austro-Asiatik: bahasa Mon-Khmer, Palaung, Munda, Annam.
Rumpun
Finno-Ugris: bahasa Ungar (Magyar), Samoyid.
Rumpun
Altai: bahasa Turki, Mongol, Manchu, Jepang, Korea.
Rumpun
Paleo-Asiatis: bahasa-bahasa di Siberia.
Rumpun
Sino-Tibet: bahasa Cina, Thai, Tibeto-Burma.
Rumpun
Kaukasus: bahasa Kaukasus Utara, Kaukasus Selatan.
Bahasa-bahasa
Indian: bahasa Eskimo, Maya Sioux, Hokan
Bahasa-bahasa
lain seperti bahasa di Papua, Australia dan Kadai.
Ciri
linguistik abad 19 sebagai berikut:
1) Penelitian bahasa dilakukan terhadap bahasa-bahasa di Eropa,
baik bahasa-bahasa Roman maupun nonRoman.
2) Bidang utama penelitian adalah linguistik historis
komparatif. Yang diteliti adalah hubungan kekerabatan dari bahasa-bahasa di
Eropa untuk mengetahui bahasa-bahasa mana yang berasal dari induk yang sama.
Dalam metode komparatif itu diteliti perubahan bunyi kata-kata dari bahasa yang
dianggap sebagai induk kepada bahasa yang dianggap sebagai keturunannya.
Misalnya perubahan bunyi apa yang terjadi dari kata barang, yang dalam bahasa
Latin berbunyi causa menjadi chose dalam bahasa Perancis, dan cosa dalam bahasa
Italia dan Spanyol.
3) Pendekatan bersifat atomistis. Unsur bahasa yang diteliti
tidak dihubungkan dengan unsur lainnya, misalnya penelitian tentang kata tidak
dihubungkan dengan frase atau kalimat.
Linguistik Abad 20
Linguistik Abad 20
Pada
abad 20 penelitian bahasa tidak ditujukan kepada bahasa-bahasa Eropa saja,
tetapi juga kepada bahasa-bahasa yang ada di dunia seperti di Amerika
(bahasa-bahasa Indian), Afrika (bahasa-bahasa Afrika) dan Asia (bahasa-bahasa
Papua dan bahasa banyak negara di Asia). Ciri-cirinya:
1)
Penelitian
meluas ke bahasa-bahasa di Amerika, Afrika, dan Asia.
2)
Pendekatan
dalam meneliti bersifat strukturalistis, pada akhir abad 20 penelitian yang
bersifat fungsionalis juga cukup menonjol.
3)
Tata
bahasa merupakan bagian ilmu dengan pembidangan yang semakin rumit. Secara
garis besar dapat dibedakan atas mikrolinguistik, makro linguistik, dan sejarah
linguistik.
4)
Penelitian
teoretis sangat berkembang.
5)
Otonomi
ilmiah makin menonjol, tetapi penelitian antardisiplin juga berkembang.
6)
Prinsip
dalam meneliti adalah deskripsi dan sinkronis
Keberhasilan kaum Junggramatiker merekonstruksi
bahasa-bahasa proto di Eropa mempengaruhi pemikiran para ahli linguistik abad
20, antara lain Ferdinand de Saussure. Sarjana ini tidak hanya dikenal sebagai
bapak linguistik modern, melainkan juga seorang tokoh gerakan strukturalisme.
Dalam strukturalisme bahasa dianggap sebagai sistem yang berkaitan (system of
relation). Elemen-elemennya seperti kata, bunyi saling berkaitan dan bergantung
dalam membentuk sistem tersebut.
Beberapa pokok pemikiran Saussure:
(1)
Bahasa
lisan lebih utama dari pada bahasa tulis. Tulisan hanya merupakan sarana yang
mewakili ujaran.
(2)
Linguistik
bersifat deskriptif, bukan preskriptif seperti pada tata bahasa tradisional.
Para ahli linguistik bertugas mendeskripsikan bagaimana orang berbicara dan
menulis dalam bahasanya, bukan memberi keputusan bagaimana seseorang seharusnya
berbicara.
(3)
Penelitian
bersifat sinkronis bukan diakronis seperti pada linguistik abad 19. Walaupun
bahasa berkembang dan berubah, penelitian dilakukan pada kurun waktu tertentu.
(4)
Bahasa
merupakan suatu sistem tanda yang bersisi dua, terdiri dari significant (penanda) dan signifie (petanda).
Keduanya merupakan wujud yang tak terpisahkan, bila salah satu berubah, yang
lain juga berubah.
(5)
Bahasa
formal maupun nonformal menjadi objek penelitian.
(6)
Bahasa
merupakan sebuah sistem relasi dan mempunyai struktur.
(7)
Dibedakan
antara bahasa sebagai sistem yang terdapat dalam akal budi pemakai bahasa dari
suatu kelompok sosial (langue) dengan bahasa sebagai manifestasi setiap
penuturnya (parole).
(8)
Dibedakan
antara hubungan asosiatif dan sintagmatis dalam bahasa. Hubungan asosiatif atau
paradigmatis ialah hubungan antarsatuan bahasa dengan satuan lain karena ada
kesamaan bentuk atau makna. Hubungan sintagmatis ialah hubungan antarsatuan
pembentuk sintagma dengan mempertentangkan suatu satuan dengan satuan lain yang
mengikuti atau mendahului.
Gerakan strukturalisme dari Eropa ini berpengaruh
sampai ke benua Amerika. Studi bahasa di Amerika pada abad 19 dipengaruhi oleh
hasil kerja akademis para ahli Eropa dengan nama deskriptivisme. Para ahli
linguistik Amerika mempelajari bahasa-bahasa suku Indian secara deskriptif
dengan cara menguraikan struktur bahasa. Orang Amerika banyak yang menaruh
perhatian pada masalah bahasa. Thomas Jefferson, presiden Amerika yang ketiga
(1801-1809), menganjurkan agar supaya para ahli linguistik Amerika mulai
meneliti bahasa-bahasa orang Indian. Seorang ahli linguistik Amerika bemama
William Dwight Whitney (1827-1894) menulis sejumlah buku mengenai bahasa,
antara lain Language and the Study of Language (1867). Tokoh linguistik lain yang juga ahli
antropologi adalah Franz Boas (1858-1942). Sarjana ini mendapat pendidikan di
Jerman, tetapi menghabiskan waktu mengajar di negaranya sendiri. Karyanya
berupa buku Handbook of American Indian languages (1911-1922) ditulis bersama
sejumlah koleganya. Di dalam buku tersebut terdapat uraian tentang fonetik,
kategori makna dan proses gramatikal yang digunakan untuk mengungkapkan makna.
Pada tahun 1917 diterbitkan jurnal ilmiah berjudul International Journal of
American Linguistics. Pengikut Boas yang
berpendidikan Amerika, Edward Sapir (1884-1939), juga seorang ahli antropologi
dinilai menghasilkan karya-karya yang sangat cemerlang di bidang fonologi.
Bukunya,
Language (1921) sebagian besar mengenai tipologi
bahasa. Sumbangan Sapir yang patut dicatat adalah mengenai klasifikasi
bahasa-bahasa Indian. Pemikiran Sapir berpengaruh pada pengikutnya, L.
Bloomfield (1887-1949), yang melalui kuliah dan karyanya mendominasi dunia
linguistik sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1914 Bloomfield menulis buku An Introduction to
Linguistic Science. Artikelnya juga banyak diterbitkan dalam jurnal Language yang
didirikan oleh Linguistic Society of America tahun
1924. Pada tahun 1933 sarjana ini menerbitkankan buku Language yang
mengungkapkan pandangan behaviorismenya tentang fakta bahasa, yakni stimulus-response
atau rangsangan-tanggapan. Teori ini dimanfaatkan
oleh Skinner (1957) dari Universitas Harvard dalam pengajaran bahasa melalui
teknik drill.
Dalam bukunya Language, Bloomfield mempunyai
pendapat yang bertentangan dengan Sapir. Sapir berpendapat fonem sebagai satuan
psikologis, tetapi Bloomfield berpendapat fonem merupakan satuan behavioral.
Bloomfield dan pengikutnya melakukan penelitian atas dasar struktur bahasa yang
diteliti, karena itu mereka disebut kaum strukturalisme dan pandangannya
disebut strukturalis.
Bloomfield beserta pengikutnya menguasai percaturan
linguistik selama lebih dari 20 tahun. Selama kurun waktu itu kaum
Bloomfieldian berusaha menulis tata bahasa deskriptif dari bahasa-bahasa yang
belum memiliki aksara. Kaum Bloomfieldian telah berjasa meletakkan dasar-dasar
bagi penelitian linguistik di masa setelah itu.
Bloomfield berpendapat fonologi, morfologi dan
sintaksis merupakan bidang mandiri dan tidak berhubungan. Tata bahasa lain yang
memperlakukan bahasa sebagai sistem hubungan adalah tata bahasa stratifikasi
yang dipelopori oleh S.M. Lamb. Tata bahasa lainnya yang memperlakukan bahasa
sebagai sistem unsur adalah tata bahasa tagmemik yang dipelopori oleh K. Pike.
Menurut pendekatan ini setiap gatra diisi oleh sebuah elemen. Elemen ini
bersama elemen lain membentuk suatu satuan yang disebut tagmem.
Murid Sapir lainnya, Zellig Harris, mengaplikasikan
metode strukturalis ke dalam analisis segmen bahasa. Sarjana ini mencoba
menghubungkan struktur morfologis, sintaktis, dan wacana dengan cara yang sama
dengan yang dilakukan terhadap analisis fonologis. Prosedur penelitiannya
dipaparkan dalam bukunya Methods in Structural Linguistics (1951). Ahli linguistik yang cukup produktif dalam membuat buku adalah Noam
Chomsky. Sarjana inilah yang mencetuskan teori transformasi melalui bukunya
Syntactic Structures (1957), yang kemudian disebut classical theory.
Dalam perkembangan selanjutnya, teori transformasi dengan pokok pikiran
kemampuan dan kinerja yang dicetuskannya melalui Aspects of the Theory of Syntax (1965) disebut standard theory. Karena
pendekatan teori ini secara sintaktis tanpa menyinggung makna (semantik), teori
ini disebut juga sintaksis generatif (generative syntax). Pada tahun 1968
sarjana ini mencetuskan teori extended standard theory. Selanjutnya pada tahun
1970, Chomsky menulis buku generative semantics; tahun 1980 government and binding
theory; dan tahun 1993 Minimalist program.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar